BOCAH ALAY
gak Narsis gak eksis
Saturday, July 24, 2010
Monday, June 21, 2010
PUISI ( Iseng-iseng )
Seberapa sering kau menyakiti hatiku
Begitu sering aku terluka karenamu
Berapa banyak air mata yang mengalir di pipiku
Begitu besar luka yang kau goreskan di hatiku
Betapa tak mampunya aku membencimu
Begitu banyak pengorbananku untukmu
Betapa inginya aku agar kau tau
Bahkan ketika cinta itu datang
Aku merasa ragu akan kehadirannya
Cinta seperti apa yang ku cari
Mengapa begitu sulit untuk menerima cinta itu
Mungkinkah bayang-bayang masa lalu
Sehingga aku masih saja sendiri
Tiada teman untuk berbagi cinta
Yang pandai mengucapkan kata-kata indah
Yang selalu hadir dalam mimpi-mimpimu
Aku hanyalah aku yang seperti ini
Aku yang penuh dengan kesederhanaanku
Aku Yang hidup hanya karena cintaku
Tetapi aku tak pernah ingin menjadi seperti dia
Bukan marah jika aku pergi darimu
Bukan benci jika aku berada jauh darimu
Tak selalu ada cinta pada setiap kata cinta yang terucap
Namun Selalu ada cinta dalam setiap kata yang ku ucap
Tak ku harapkan kata cinta darimu
Namun ingin ku raih cinta itu dari hatimu
Dekat di sisimu tak berarti cinta untukku
Jauh darimu bukan berarti tak ingin ku raih cinta darimu
Dekat dan jauh bukanlah suatu ukuran untuk meraih cinta
Jauh jika cinta itu adalah suatu kesenangan
Namun begitu dekat jika cinta itu adalah suatu kesetiaan
Cinta memang tak selalu untuk diartikan
Namun arti cinta begitu berat untuk kau pahami
Karena cinta takkan pernah dapat kau nikmati
Bila kau tak pernah tau akan artinya cinta
Aku benci pada semua perbuatanmu
Aku benci pada mereka yang memujamu
Aku benci menjadi bagian darimu
Aku benci pada semua hal tentangmu
Yang selalu terbujuk oleh rayumu
Dan aku sangat benci pada diriku
Ku mau hanya kau yang menghiburku
Ku mua hanya kau yang menghiasi mimpiku
Ribuan suka cita yang ku alami
Tapi hanya ada satu cinta yang ku mau
Hanya kau yang akan menjadi satu cintaku
Hanya kau yang akan menghiasi hatiku
Yang akan memberi jutaan bahagia padaku
Karena kau adalah satu cintaku
Mampuhkah kau menyejukkan hatiku
Hati yang panas membara terbakar duka
Dapatkah kau bawa terbang duka ku
Duka yang begitu dalam ku rasakan
Bagai duri yang terus menusuk hatiku
Duka yang telah membekukan hatiku
Sehingga tiada lagi cinta yang ku rasa
Agar dapat kembali ku merasakan cinta
Jalinan cinta yang selama ini bersemi
Masa-masa indah yang kita lalui bersama
Bagimu semua hanyalah sebuah permainan
Janji-janji manis yang kau ucapkan dulu
Begitu mudahnya kau mengucap cinta
Begitu mudah pula kau berpaling cinta
Tapi begitu sulit aku menerima semua ini
Sedangkan bunga tak ingin layu
Jangan pernah meminta aku untuk menerima sakit ini
Jangan pernah meminta aku untuk melupakan sakit ini
Karena sakit ini telah terukir di hatiku
Rintik air mata yang membasahi pipimu
Karena dia yang telah pergi meninggalkanmu
Tak usahlah kau tangisi kepergiannya
Tiada pantas dia tuk kau tangisi
Akan ku hentikan tangis dan air mata di pipimu
Luka yang di hatimu dapatkah aku gantikan dengan cintaku
Andai bisa aku gantikan dia di hatimu
Takkan ada lagi tangisan di wajahmu
Takkan ada lagi air mata yang membasahi pipimu
Sungguh tak pantas kau tuk disakiti
Karena kau terlalu indah tuk disakiti
Ketika duduk di taman disore hari
Hati pun berdebar begitu kencang
Melihat keindahan bunga didepan mata
Berbaju merah menawan hati....
Atas keanggunan gadis berbaju merah
Rumput liarpun memandang kagum
Senyum sang bunga menawan hati
Setulus mentari yang menyinari dunia
Seindah bintang-bintang di langit cerah
Namun begitu pahit tuk diingkari
Tuk menggapai kebahagiaan seluas samudra
Yang begitu semu tuk di artikan
Namun begitu nyata tuk di rasakan
Bila aku tersiksa oleh dustamu
Bila aku harus tetap tersenyum
Air mata mengalir tak terbendung sudah
Tangis tersedu mengenang kasih
Hati berharap namun tak berujung hasil
Ketika cinta datang hati terkunci
Ketika cinta pergi hati menangis
Hancurnya hati tak teredakan sudah
Tinggallah kenangan hati yang berduka
Berharap cinta kan datang kembali
Seorang gadis yang telah menawan hatiku...
Semua senyuman yang terpancar diwajahnya..
Semua kata yang keluar dari bibir mungilnya,,
Dikala teriangat senyum gadis mungilku...
Malam-malamku pun terasa panjang...
Wajah si gadis mungil mengusik angan-anganku
Ingin segera berjumpa si gadis mungil
Gadis mungil yang selalu mengusik kalbuku
Gadis mungil yang selalu ada dalam khayalku...
Mengenang kasih yang t’lah lama pergi
Kasih nan jauh tak jua kembali
mencurahkan semua sesak didada
Raut wajah pun tak dapat berdusta
Mengenang asmara tiada berujung